BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di indonesia pembangunan terus berkembang ,baik
pembangunan gedung bertingkat, perumahan, dan jalan raya. Dalam pembangunan
tersebut dibutuhkan banyak sekali besi atau baja. Belum lagi nanti setelah
bangunan selesai, dibutuhkan kawat tembaga untuk instalasi listrik. Golongan
transisi periode kelima dan keenam yang banyak
ditemukab dalam kehidpan sehari – hari.
1.2 Rumusan
masalah
1.
mengetahui
sifat fisis nya ?
2.
mengatahui
pengertian nya ?
3.
mengetahui
kegunaan nya ?
1.3 Tujuan
1.
Untuk
mengetahui sifat fisis periode kelima dan keenam ?
2.
Untuk
mengetahui pengetian dari periode kelima dan keenam?
3.
Untuk
kegunaan periode kelima dan keenam ?
1.4 Manfaat
Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat
memberikan manfaat kepada semua pihak yang membacanya umumnya dan khususnya
kepada siswa untuk menambah wawasan dan pemahaman tentang unsur transisi
pada periode kelima dan keenam.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Perak
( Ag )
Perak terdapat pada golongan 1 B dan periode kelima.
Perak ditemukan bergabung dengan emas dalam bentuk aloi yang dikenal dengan
electrum.
a.
Sifat perak
Unsur
: Perak ( Ag )
|
Nomor
atom : 47
|
Massa atom
relatif : 107,87
|
Titik
leleh : 961,90
|
Titik
didih : 2.212,00
|
Rapatan pada
25 : 10,50
|
Warna : perak
|
Konfigurasi
elektron :
|
Energi
ionisasi : 731,00
|
Afinitas
elektron : 125,60
|
Keelektronegatifan : 1,93
|
Jari – jari
ion : 1,26
|
Jari – jari
atom : 1,44
|
Pontesial reduksi : 0,80
standar:
|
Perak mempunyai daya hantar listrik yang lebih dari pada
beberapa logam lainnya. Perak sangat aktif, tidak larut dalam asam encer dan
alkali tetapi larut dalam asam oksidator seperti H2SO4 pekat serta tidak
berekasi dengan oksidasi dan udara pada temperatur biasa.
b.
Pembuatan perak
1.
Proses
amalgam.
Air raksa
ditambahkan ke dalam bijih yang telah dihancurkan sehingga membentuk amalgma
dengan perak. Setelah itu, amalgmam dicuci dari bijih, air raksa dipisahkan
dengan cara distilasi, sehingga yang tinggal hanya perak.
2.
Metode
liksivia
Bikih perak
dilarutkan dalam larutan garan NaCN. Endapan perak diperoleh dengan mereaksikan
larutan dengan logam Zn dan Al.
3.
Proses
Parker
Pemisahan perak
dari bijih yang mengandung Cu dan Pb. Perak diperoleh biasanya dimurnikan
dengan metode elektrolisis atau dengan metode cupellasi, suatu proses untuk
membuang zat pengontor dengan penguapaan dan absorpsi.
c.
Kegunaan perak
1.
Membuatnya
lebih kuat dan tahan lama
2.
Membuat
logam logam lain
3.
Melapisi
kaca pada pembuatan cermin
4.
Membuat
komponen – komponen listrik dan elektronik
5.
Koloid
Ag digunakan untuk obat – obatan dan elektronik
6.
Argirol,
suatu Ag- protein berfungsi sebagai antiseptik loal pada mata hidung dan
tenggorokan.
2. Platina
Platina
adalah suatu unsur kimia dengan simbol kimia Pt dan nomor atom 78. Namanya
berasal dari istilah Spanyol platina del Pinto, yang secara harfiah
diterjemahkan ke dalam "perak kecil dari Sungai Pinto”. Platina adalah
sebuah logam transisi yang berat, "malleable", "ductile",
berharga dan berwarna putih-keabuan. Platinum tahan karat dan terdapat dalam
beberapa bijih nikel dan copper.
Platinum
resisten terhadap korosi.Platinum digunakan dalam perhiasan, peralatan
laboratorium, kontak listrik dan elektroda, termometer hambatan platina,
peralatan kedokteran gigi, dan catalytic converters. Platinum bullion memiliki
kode mata uang ISO XPT. Platinum adalah komoditas dengan nilai yang
berfluktuasi sesuai kekuatan pasar. Per 30 Oktober 2009 (2009 -10-30) [update],
platinum adalah senilai US $ 1,324.00 per troy ounce (sekitar US $ 42,57 per
gram).
Platinum
adalah logam yang sangat langka, terjadi hanya 0,003 ppb dalam kerak bumi.
Platinum sering ditemukan oleh penduduk asli bercampur dengan iridium sebagai
platiniridium. Platinum sering ditemukan dalam bagian sekunder, dan
berkombinasi dengan logam grup platina lain dalam tanah alluvial.
Sebagai logam murni, platina berwarna putih keperakan yang terlihat berkilau, ulet, dan lentur. Platinum mudah ditempa delam keadaan murni.
•
Simbol: Pt
• Radius Atom: 1.39 Å
• Volume Atom: 9.1 cm3/mol
• Massa Atom: 195.08
• Titik Didih: 4100 K
• Radius Kovalensi: 1.3 Å
• Struktur Kristal: fcc
• Massa Jenis: 21.45 g/cm3
• Konduktivitas Listrik: 9.4 x 106 ohm-1cm-1
• Elektronegativitas: 2.28
• Konfigurasi Elektron:[Xe]4f14 5d9 6s2
• Formasi Entalpi: 19.66 kJ/mol
• Konduktivitas Panas: 71.6 Wm-1K-1
• Potensial Ionisasi: 9 V
• Titik Lebur: 2024.1 K
• Bilangan Oksidasi: 2,4
• Kapasitas Panas: 0.13 Jg-1K-1
• Entalpi Penguapan: 510.45 kJ/mol
• Radius Atom: 1.39 Å
• Volume Atom: 9.1 cm3/mol
• Massa Atom: 195.08
• Titik Didih: 4100 K
• Radius Kovalensi: 1.3 Å
• Struktur Kristal: fcc
• Massa Jenis: 21.45 g/cm3
• Konduktivitas Listrik: 9.4 x 106 ohm-1cm-1
• Elektronegativitas: 2.28
• Konfigurasi Elektron:[Xe]4f14 5d9 6s2
• Formasi Entalpi: 19.66 kJ/mol
• Konduktivitas Panas: 71.6 Wm-1K-1
• Potensial Ionisasi: 9 V
• Titik Lebur: 2024.1 K
• Bilangan Oksidasi: 2,4
• Kapasitas Panas: 0.13 Jg-1K-1
• Entalpi Penguapan: 510.45 kJ/mol
Platinum
memiliki koefisien muai yang hampir sama dengan kaca silika-natrium karbonat,
oleh karena itu dapat digunakan untuk membuat elektroda bersegel dalam sistem
kaca. Platina tidak teroksidasi pada suhu beraapapun, meskipun berkarat oleh
halogen, sianida, belerang, dan alkali kaustik. Platinum tidak larut dalam asam
klorida dan nitrat, tetapi melarut dalam aqua regia dan membentuk asam
chloroplatinic (H2PtCl6)
Platinum yang lebih berharga dari emas atau perak. Platinum memiliki resistansi tinggi terhadap serangan kimia, baik karakteristik temperatur tinggi, dan stabil sifat listrik. Semua sifat ini telah dimanfaatkan untuk aplikasi industri.
Platinum yang lebih berharga dari emas atau perak. Platinum memiliki resistansi tinggi terhadap serangan kimia, baik karakteristik temperatur tinggi, dan stabil sifat listrik. Semua sifat ini telah dimanfaatkan untuk aplikasi industri.
Salah
satu metode yang cocok untuk pemurnian untuk platinum mentah, yang mengandung
platinum, emas, dan logam grup platina lain adalah proses dengan aqua regia. Di
mana paladium, emas dan platinum yang dipisahkan, sementara osmium, iridium,
rhodium dan ruthenium tidak bereaksi. Emas ini dapat dipicu dengan penambahan
besi (III) klorida dan setelah penyaringan dari emas. Sedangkan platinum dapat
dipicu dengan penambahan ammonium. Ammonium klorida sebagai chloroplatinate.
Chloroplatinate amonium dapat diubah menjadi logam dengan pemanasan.
Platinum
digunakan besar-besaran sebagai perhiasan wanita, kawat, dan bejana untuk
aplikasi laboratorium dan banyak instrumen berharga lainnya termasuk
termokopel. Platinum juga digunakan untuk bahan kontak listrik, peralatan tahan
korosi dan kedokteran gigi.
Platinum
digunakan untuk melapisi kerucut misil, kerucut bensin mesin jet dan lain-lain,
yang mengandalkan ketahanan pada suhu tinggi untuk waktu yang sangat lama.
Logam ini, seperti palladium, menyerap sejumlah besar hidrogen, menahannya pada
suhu biasa dan melepaskannya ketika dipanaskan.
3. Emas
a. Pengertian
Emas ditemukan Logam ini banyak terdapat di
Nuget emas atau serbuk di bebatuan dan seringnya dipisahkan dari bebatuan dan
mineral - mineral lainnya dengan proses penambangan. Sekitar dua pertiga
produksi emas dunia berasal dari Afrika Selatan. Emas terkandung pula di air
laut sekitar 0.1 sampai 2 mg/ton, tergantung dimana sampel air lautnya diambil.
Di kerak bumi : 0,004 ppm Emas ditemukan Logam ini banyak terdapat di Nuget
emas atau serbuk di bebatuan dan seringnya dipisahkan dari bebatuan dan mineral
- mineral lainnya dengan proses penambangan
b. Sifat emas
Sifat Fisika
Fasa
:padat
Densitas
:19,3 gr/cm3
Titik
didih
: 2856 oC
Titik
lebur
:1064,18 oC
Sifat
Kimia
Bilangan
oksidasi
:3 1 (oksida amfoter)
Nomor
atom
:79
Nomor
massa
:107,87
Elektronegatifitas
:2,54 (skala pauling)
Energi ionisasi
1
: 890.1 kJ/mol
Energi ionisasi
2
: 1980 kJ/mo
Jari-jari
atom
:135 ppm
Jari-jari ikatan
kovalen :144
ppm
Jari-jari van der
waals
:166 ppm
Struktur
kristal
:kubus berpusat muka
c. Pembuatan
emas
Pengolahan
bijih emas umumnya harus dilakukan secara bertahap, yaitu dari bijih yang baru
digali dari tambang dengan kadar sangat rendah sekitar beberapa gram/ton saja
masih perlu ditingkatkan menjadi bijih emas berkadar tinggi mencapai kadar
diatas sepuluh gram/ton dengan cara pengayaan atau konsentrasi sehingga menjadi
layak untuk diekstraksi emasnya secara kimia misalnya dengan metode sianidasi
dan lain-lainnya.
Terkecuali
untuk bijih emas berkadar tinggi atau bijih emas yang secara alami berukuran
butir besar, sehingga butirannya dapat dilihat dengan kasat mata atau tanpa
mikroskop, bijih jenis ini dengan mudah dapat dipisahkan dengan cara
pendulangan/palong berkarpet dan atau dilanjutkan dengan amalgamasi air raksa,
sehingga membentuk amalgam emas dan setelah itu cukup melalui penggarangan bisa
didapat emas bullion yang mengandung perak (Anonymous, 2009).
Kembali ke bijih emas yang ditambang, terdapat berbagai jenis bijih
yang sifat-sifatnya tergantung dari lingkungan keterdapatannya, misalnya emas
alluvial terdapat sebagai butiran emas kasar ataupun halus sebagai hasil
pelapukan, tranportasi dan pengendapan dari aliran sungai; bijih emas sulfida
adalah emas yang terdapat di lingkungan bijih yang mengandung belerang tinggi
atau bersama bijih sulfida lainnya seperti sulfida tembaga, sulfida besi,
sulfida timah hitam dll; bijih emas manganis adalah emas yang terdapat bersama
bijih yang mengandung unsur mangan dst.
Oleh karenanya, jalur proses pengolahannya tidak sama bagi
masing-masing jenis bijih emas tersebut; ada yang dapat langsung dipisahkan
dari mineral pengotor lainnya berdasarkan perbedaan berat jenisnya, ada yang
harus digiling halus agar bisa memisahkan bagian mineral yang berkadar emas
tinggi dari bagian lainnya yang bersifat mengotori bijih atau ukuran halus itu
diperlukan agar kontak dengan bahan pelarut dapat berlangsung efektif, ada pula
yang harus dipanggang dahulu karena mengandung unsur logam lain yang mengurangi
efektifitas kerja bahan pelarut emas.
Untuk bisa memahami penggolongan jenis bijih tersebut, diperlukan
kajian mineralogi dan analisis unsur total dari bijih tersebut; sedangkan untuk
menguji sifat kelarutannya dapat diawali dengan pengujian standar sianidasi.
Hasil pengujian sianidasi tersebut akan mengungkapkan mudah atau sulitnya
kelarutan emas dalan larutan sianid, sehingga dapat dilanjutkan dengan
pengujian lainnya, misalnya dengan melakukan penambahan reagen dsb. Bijih emas
yang terdapat bersama bijih logam lainnya, seperti tembaga, seng, timah hitam
dsb, biasanya tidak
d.
Kegunaan emas
1.
Digunakan untuk perhiasaan
2.
Penyembuhan gigi dan melapisi gigi supaya
lebih kuat
3.
Koloid Au digunakan untuk obat – obatan dan sebagai cat emas
4. Merkurium ( Hg )
. Merkuri (Hg)
adalah salah satu jenis logam yang banyak ditemukan di alam dan tersebar dalam
batu – batuan, biji tambang, tanah, air dan udara sebagai senyawa anorganik dan
organik Secara alami merkuri dapat berasal dari gas gunung berapi dan penguapan
dari air laut.
Merkuri adalah unsur yang mempunyai
nomor atom (NA= 80) serta memiliki massa molekul relatif (MR= 200,59). Bentuk
fisik dan kimianya sangat menguntungkan karena merupakan satu-satunya logam
yang berbentuk cair dalam suhu kamar (25oC), titik bekunya paling
rendah (-39oC), mempunyai kecenderungan untuk menguap lebih besar,
mudah tercampur dengan logam-logam lainnya dan menghasilkan logam campuran
(Amalgam/Alloi), juga dapat mengalirkan arus listrik sebagai konduktor baik
tegangan arus listrik tinggi maupun tegangan arus listrik rendah (Alfian,
2006).
Merkuri merupakan logam berat urutan
pertama dalam sifat racunnya. Metil merkuri merupakan bentuk dari merkuri yang
penting yang bermanfaat bagi manusia. Industri yang berperan dalam pencemaran
merkuri ke lingkungan adalah pabrik tinta, kertas, kimia, kosmetik, farmasi dan
tekstil. Merkuri memiliki efek toksisitas pada susunan saraf pusat dan ginjal.
Berikut ini adalah bahaya pemakaian mercury pada kosmetik
:
1. Dapat
memperlambat pertumbuhan janin
2. Mengakibatkan
keguguran (Kematian janin dan Mandul)
3. Flek hitam pada
kulit akan memucat (seakan pudar) dan bila pemakaian dihentikan, flek itu dapat / akan timbul
lagi & bertambah parah (melebar).
4. Efek REBOUND
yaitu memberikan respon berlawanan (KULIT AKAN MENJADI GELAP/KUSAM SAAT
PEMAKAIAN KOSMETIK DIHENTIKAN).
5. Bagi Wajah yang
tadinya bersih lambat laun akan timbul flek yang sangat parah (lebar).
6. Dapat
mengakibatkan kanker kulit.
Unsur merkuri yang ada di kosmetik akan diserap melalui
kulit, kemudian akan dialirkan melalui darah keseluruh tubuh dan merkuri itu
akan mengendap di dalam ginjal yang berakibat terjadinya GAGAL GINJAL. (BISA
MENYEBABKAN KEMATIAN) Merkuri dalam krim pemutih (yang mungkin tidak tercantum pada
labelnya) dapat menimbulkan keracunan bila digunakan untuk waktu lama.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Dalam bidang
kedolteran maerkuri di manfaatkan untuk pengobatan penyakit kelamin sifilis.
2. Dalam bidang
pertanian merkuri digunakan untuk membunuh jamur dan baik digunakan sebagai
pengawet produk hasil pertanian.
3. Dalam bidang
industri merkuri digunakan sebagai pembuatan klor alkali yang menghasilkan
klorin (Cl2), yang dimanfaatkan sebagai penjernih air dan pembasmi
kuman oleh perusahaan air.
4. Merkuri sangat
berbahaya terhadap ketidaksuburan dan kecacatan bayi, kesehatan, dan merkuri
juga berbahay jika digunakan dalam kosmetik.
5. Merkuri dapat
menyerang saraf-saraf sensorik dan motorik.
6. Merkuri juga
dapat mengakibatkan gagal ginjal.
7. Emas terdapat
bebas dalam bongkahan
3.2 Saran
Dalam memilih produk yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari hendaknya lebih teliti dan menjauhi penggunaan produk yang
mengandung bahan kimia. Walau memberi efek positif, namun apabila digunakan
dalam jangka panjang akan memberika efek negatif.
DAFTAR
PUSTAKA
Achmad, R.
2004. Kimia Lingkungan. Yogyakarta: ANDI
Alfian, Z. 2006. Merkuri: Antara Manfaat dan Efek Penggunaannya Bagi Kesehatan Manusia dan Lingkungan. [Online]. Avaliable: http://library.usu.ac.id/download/e-book/zul%20alfian.pdf. [18 Desember 2012]
Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Konisius.
Hutabarat, S dan Steward M E. 1985. Pengantar Oseanografi. Jakarta: UI-Press.
Martono, H. 2005. Penanganan Kasus Keracunan Metil Merkuri di Minamata. Laporan Penelitian. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Ekologi Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Masriani dan Eny E. 2003. Usaha Pemanfaatan Kepah (Batissa Sp) Sebagai Bioindikator Tingkat Cemaran Logam Berat Pb dan Cd di Perairan Sungai Kapuas. Laporan Penelitian. Pontianak: FKIP UNTAN.
Alfian, Z. 2006. Merkuri: Antara Manfaat dan Efek Penggunaannya Bagi Kesehatan Manusia dan Lingkungan. [Online]. Avaliable: http://library.usu.ac.id/download/e-book/zul%20alfian.pdf. [18 Desember 2012]
Fardiaz, S. 1992. Polusi Air dan Udara. Yogyakarta: Konisius.
Hutabarat, S dan Steward M E. 1985. Pengantar Oseanografi. Jakarta: UI-Press.
Martono, H. 2005. Penanganan Kasus Keracunan Metil Merkuri di Minamata. Laporan Penelitian. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Ekologi Kesehatan, Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Masriani dan Eny E. 2003. Usaha Pemanfaatan Kepah (Batissa Sp) Sebagai Bioindikator Tingkat Cemaran Logam Berat Pb dan Cd di Perairan Sungai Kapuas. Laporan Penelitian. Pontianak: FKIP UNTAN.
http://ilhamidrus.blogspot.com/2009/06/artikel-merkuri-manfaat-dan-efek.html. di akses tanggal 29 mei 2012.
http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/08/merkuri-air-raksa.html. di akses tanggal 29 mei 2012.
http://www.ilmukesker.com/ mudah-mudahan bisa
menambah wawasan kita. Di
akses tanggal 30 mei 2012.
http://bahayamerkuri-pada-kesehatan-dan-kosmetik.html. Di akses tanggal 31 ei 2012.
lebih baik musiknnya ditiadakan gak konsen bacanya
BalasHapus